Minggu, 13 Januari 2013

KHOTBAH DAN BERKHOTBAH YG BAIK


Khotbah dan Berkotbah yang Baik 

(Pengantar teologis untuk Penyusunan Khotbah)


A. Khotbah yang Baik adalah: 


1.  Didasarkan pada Teks Alkitab, Ayat atau Perikop. Dilihat dari sudut ”Bahan Dasar” Alkitab, maka ada:  
a. Khotbah Tekstual, yang semata-mata bertolak dari suatu teks Alkitab, ayat atau perikop, yang ditafsirkan secara komprehensif sesuai konteks. Khotbah ini terfokus, dasar Alkitabiahnya terjamin.
     Kadang-kadang suatu teks dirangkum dalam suatu ”Judul”. Khotbah seperti ini menuntut kewaspadaan agar tidak menyimpang dari konteks. Juga bisa terjadi ada hal-hal dalam teks yang tidak tercakup dalam judul itu sehingga terlewatkan.  
b. Khotbah Tematis/Topikal, yaitu suatu tema/topik yang dirumuskan dari berbagai bagian Alkitab. Tema ini bisa bersifat Dogmatika (Ajaran), Etika (Moral), Praktika dan lain sebagainya. 
     Khotbah ini menuntut dari Pengkhotbah pemahaman Alkitab yang komprehensif dan harus menguraikan banyak ayat/perikop. Juga perlu ada kewaspadaan terhadap bahaya keberpihakan doktrin dan penggunaan ayat/perikop Alkitab hanya untuk membenarkan/mendukung pikiran dan pendapat pengkhotbah. Khotbah ini membutuhkan waktu yang lama dan bisa bertele-tele.

2.  Didasarkan pada Tafsiran Alkitab yang benar dan bertanggungjawab (eksegese): 
a. Mempertimbangkan konteks kultural, sejarah dan geografis. 
b. Mempertimbangkan konteks testual Kitab dari mana teks diambil, dan konteks Alkitab secara menyeluruh. 
c. Memperhatikan makna kata dan atau kalimat sesuaui bahasa aslinya. 
d. Memperhatikan jenis/sifat dari teks (Cerita peristiwa, mujizat, perumpamaan, kiasan/lambang, ajaran iman, ajaran moral/etika, nyanyian/Mazmur, Amsal, Cerita-cerita Rakyat, Daftar keturunan/kota/nama dan apokaluptik/wahyu. 

3.  Yang Kerygma (Pokok beritanya) jelas. Kerygma ialah pesan/maksud yang diperoleh dari penanfsiran/pemahaman atas teks yang merupakan maksud asli penulis waktu menulis teks tersebut. 

4.  Yang Susunan dan Jalan pikirannya teratur dan jelas. Susunan Khotbah ditentukan oleh bentuk khotbah, yakni:  

a. Impressionis: Pengkhotbah menguraikan kesan-kesan yang diperoleh dari teks yang merupakan hasil pengamatan dan perenungan/refleksi atas teks. Bentuk ini biasanya tidak berisi uraian yang rinci mengenai tafsiran teks (eksplikasi), melainkan lebih banyak berisi penerapan (aplikasi) Kerygma. Bentuk ini lebih cocok disebut ”Renungan”.
b. Ekspositoris: Pengkhotbah menguraikan teks, ayat demi ayat atau bagian demi bagian. Bentuk ini berisi uraian penafsiran teks (eksplikasi) dan penerapannya (aplikasi). 
c. Narasi/Proses: Pengkhotbah menguraikan teks secara narasi menuju klimaks. Bentuk ini berisi uraian teks secara berkesinambungan sesuai jalan cerita/narasi, dan langsung menafsirkannya (eksplikasi) kemudian menyatakan kerygma-kerygmanya lalu menerapkannya (aplikasi). 
d. Faset: Pengkhotbah menguraikan/menganalisa sisi/faset/aspek dari teks. Bentuk ini juga berisi uraian penafsiran dan aplikasi teks, namun tidak selalu berurutan sesuai dengan jalan cerita/narasi teks, melainkan secara aspek demi aspek. 

             Tidak semua bentuk cocok untuk semua teks Alkitab. Ada bentuk tertentu yang cocok untuk teks tertentu saja, paling-paling satu teks cocok untuk dua atau tiga bentuk.     Susunan Khotbah minimal mengandung dua (2) unsur pokok, yaitu: Pemahaman atas makna teks sesuai maksud aslinya berdasarkan penafsiran/ eksegese yang benar (biasanya disebut eksplikasi) dan penerapan makna teks dalam kehidupan konkrit pendengar atau jemaat. 

Struktur Khotbah Impressionis (1 Kerygma):
Pembukaan
Wacana Pembuka
Isi
Kesan yang diangkat dari hasil pemahaman dan refleksi atas kerygma
Pengakhiran
Rangkuman/tantangan/ajakan, seruan, dlsb.
Pembukaan
Wacana Pembuka
Isi
Kesan 1
Kesan 2
Dst
Tantangan/ajakan/seruan 1
Tantangan/ajakan/seruan 2
Dst
Pengakhiran
Rangkuman (Fakultatif)
Struktur Khotbah Impressionis (2 atau lebih Kerygma). Atau:

Pembukaan
Wacana Pembuka
Isi
Kesan 1
Tantangan/ajakan/seruan 1
Kesan 2
Tantangan/ajakan/seruan 2
Dst
Dst
Pengakhiran
Rangkuman/Fakultatif







Struktur Khotbah Ekspositoris/Renungan (1 Kerygma):
Pembukaan
Wacana Pembuka
Isi
Eksplikasi
Aplikasi
Pengakhiran
Rangkuman/Tantangan/Ajakan/Seruan/dlsb.

Kalau Kerygmanya dua atau lebih:
Pembukaan
Wacana Pembuka
Isi
Eksplikasi 1
Eksplikasi 2
Dst
Aplikasi 1
Aplikasi 2
Dst
Tantangan/Ajakan/Seruan 1
Tantangan/Ajakan/Seruan 2
Dst
Pengakhiran
Rangkuman (Fakultatif)





5.  Yang memakai illustrasi dengan baik dan proporsional. 

a. Fungsi Illustrasi:

 Memperjelas Khotbah.
 Membantu agar Khotbah mudah diingat .
Meningkatkan emosi pendengar: Humor, sedih, dlsb. 

b. Illustrasi diperoleh dari :

 Membaca
 Mendengar
 Mengamati
Tidak ”menjiplak” dari orang lain, tanpa mengakui atau menyebut sumbernya. 

6.  Mengkhotbahkannya dengan baik dan Menarik

a. Yang pembukaannya langsung menarik minat dan perhatian pendengar. Ada beberapa cara membuka khotbah: 

Terpusat: Penhgkhotbah membuka khotbahnya dengan menyebutkan pusat/inti beritanya. 
  Informatif: Pengkhotbah menyampaikan informasi tentang latar-belakang teks. 
Problematik: Pengkhotbah menyampaikan suatu problem/soal, yang ada kaitannya dengan berita teks. 
Illustratif: Penhgkhotbah menyampaikan suatu illustrasi yang membawa pendengar memasuki inti berita teks. 
  Kejutan: Pengkhotbah menyampaikan suatu pernyataan yang mengejutkan, yang ada kaitannya dengan pokok kerygma yang membuat pendengar berpikir, ke mana mereka akan dibawa oleh pengkhotbah. 
Pengalaman Pribadi: Pengkhotbah bercerita akan pengalaman/keadaan pribadinya, yang membawa pendengar kepada apa yang akan dinyatakan dalam khotbah. 

b. Disampaikan dengan gaya bahasa dan gerakan tubuh yang menarik: 

Nada dan Tekanan suara: Intonasi tidak datar, melainkan berirama sesuai makna setiap kata/kalimat (sukacita, sedih, marah, dlsb) tidak dibuat-buat. 
  Gaya Bahasa: Gaya bahasa lisan, bukan bahasa tulisan dan bahasanya adalah bahasa sederhana yang lebih banyak kalimat pendek dan lebih banyak kata kerja. 
Gaya/Gerakan Tubuh: Gaya dan mimik harus sesuai dengan apa yang diucapkan.
  
c. Yang pengakhirannya merupakan klimaks yang menantang/mendorong pendengar untuk berefeksi/bermeditasi atau berkontemplasi lebih lanjut dan bertindak. Pengakhiran itu dapat berupa: 

  Klimaks dari proses atau babak-babak dari khotbah atau renungan.
  Merangkum atau mengiktisarkan apa yang sudah dikatakan. 
Illustrasi, kutipan puisi, kutipan lagu, kutipan teks Alkitab. 
Pertanyaan terbuka. Pengakhiran itu jangan terlalu mendadak tiba, tetapi jangan terlalu lambat dan berulang-ulang.-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar