Selasa, 19 Oktober 2010

Anggur di Kana

Renungan Minggu OKULI , 07 Maret 2010:

Berubah Secara Kualitatif

(Pdt Banner Siburian, MTh)

Saudaraku yang kekasih ! Hari ini design warta jemaat kita berubah. Namun, bukan asal berubah. Tampilan, wajah, muatan, halaman, lay-out serta isinya juga berubah. Renungan yang anda sedang baca ini misalnya telah bergeser ke halaman ke dua. Isinya dituangkan secara utuh dalam warta ini. Tentu, dari kita pun diharapkan perubahan. Misalnya ? Kita senang memiliki warta jemaat ini. Kita bawa ke rumah, kita pergumulkan dan kita doakan isinya. Berubah apa lagi ? Bila selama ini warta jemaat sering berserakan, alangkah bahagianya kita semua, bila sejak hari ini warta ini kita bawa. Sedikitnya, kita taruh dengan rapih di meja depan gereja. Warga jemaat yang beribadah kemudian pun akan dapat memiliki warta jemaat.

Dalam perikope Yohanes 2:1-10 ini, kita melihat perubahan air menjadi anggur. Ketika anggur habis, Yesus bertindak dengan kuasaNya. Perubahan itu bukan sekedar berubah, tetapi anggur itu amat baik. Perubahan itu dimulai dengan kerelaan para pelayan menyiapkan tempayan, serta melakukan perintah Yesus mengisinya dengan air. Perubahan itu sangat kualitatif, sebab anggur yang belakangan ternyata lebih manis dibandingkan dengan anggur yang disajikan pada awalnya. Perubahan itu kualitatif, sebab semakin ke akhir, dijumpai adanya peningkatan mutu yang amat jelas.

Perubahan itu juga kita lihat dari niat dan tekad untuk mengubah kebiasaan. Pemimpin pesta itu berkata: biasanya orang menyajikan anggur yang baik terlebih dahulu, baru yang kurang baik. Yesus mengubah kebiasaan itu. Tetapi yang Dia ubah bukan hanya bentuknya, melainkan juga isinya. Karena itu, setelah air anggur yang biasa, Yesus menyediakan air anggur yang terbaik, yang paling manis: darahNya sendiri. Itulah yang Yesus sediakan, agar siapa saja yang meminumnya, ia tak akan haus untuk selama-lamanya. Marilah membiasakan yang benar; bukan membenarkan kebiasaan.

Manusia, biasanya sering hanya menghargai bentuk, dan bukan isi. Atau, bila orang menghormati isi, bentuknya mungkin diabaikan. Namun, Yesus tidak hanya mengubah bentuk saja, atau mengubah isinya saja. Dia mengubah keduanya: bentuk dan isi. Itulah perubahan yang kualitatif. Kitapun harus berubah secara kualitatif. Bentuk kepribadian kita harus diubah oleh kuasa Firman, tetapi isi hati kita juga sejatinya harus berubah. Perubahan seperti ini kiranya dapat terjadi di tengah-tengah gereja kita HKBP Sukajadi yang kita cintai ini. Halaman kita harus bersih. Tetapi hati kita juga semakin bersih. Gereja kita harus bersih dari sampah berserakan, dan hati kitapun harus semakin kita asah agar semakin bersih. Amin !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar