Jumat, 04 Maret 2011

MENCARI SKALA PRIORITAS


Renungan Minggu Estomihi, 06 Maret 2011: 


Pdt Banner Siburian, MTh



Saudaraku ! Di desa Betania, adalah dua orang perempuan bersaudara tinggal, yakni Marta dan Maria, beserta seorang saudara laki-laki mereka, yakni Lazarus. Marta mengundang Yesus dan murid-muridnya ke rumahnya. Setelah di rumah, Maria, adik Marta, langsung duduk dekat kaki Yesus dan terus mendengar perkataanNya. Sementara itu, Marta sibuk sekali melayani (Lukas 10:38-42).
Melihat sikap adiknya itu, Marta berkata: Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan  aku melayani seorang diri ? Suruhlah dia membantu aku (ay 40). Yesus menjawab: Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya (ayat 41-42).
Kedua bersaudara perempuan itu memiliki dua cara pandang yang berbeda dalam hal menyambut Yesus. Maria duduk mendengar Yesus, tetapi Marta sibuk mempersiapkan jamuan. Sepintas, Maria memang tidak punya perasaan terhadap Marta. Maria kelihatannya seolah tidak menunjukkan sukacitanya dengan mempersiapkan segala yang perlu untuk menjamu Yesus. Padahal di balik sikap itu, Maria telah mendahulukan yang utama, yakni memakai kesempatan itu dengan seoptimal mungkin untuk sungguh-sungguh mendengarkan Tuhan Yesus. 
Di sisi lain, Marta sibuk. Dia berharap bahwa pelayanannya kepada Yesus menjadi tanda kasihnya kepadaNya. Marta ingin, agar Yesus mengetahui dan melihat niat baiknya itu. Marta ingin melayani, meski Yesus datang bukan untuk dilayani. Marta tidak memakai kesempatan mendengar Yesus. Kesibukannya merembes  dan mengakibatkan kecemburuan pada Maria. Bahkan kecemburuan itu meluas, sebab menurut Marta, Yesus tidak sepatutnya membiarkan Maria demikian. Akibatnya, Marta menjadi kehilangan makna kehadiran Yesus. Memang, keduanya mereka, sama-sama hendak melayani. Tetapi menurut Yesus, secara kualitatif, justru Maria telah memilih yang terbaik (Lukas 10:42). 
Dari Firman ini, kita dapat memetik pesan sejati untuk kita ukir dalam hati.  Pertama : Kita harus berani menentukan skala prioritas dalam hidup ini. Maksudnya ? Utamakan dan dahulukanlah yang terpenting di antara yang penting. Pilihlah yang terbaik di antara yang baik. Melayani Yes. Tetapi kehilangan Firman Tuhan, No. Makan dan minum penting. Tetapi makanan rohani, jauh lebih penting. Jangan sampai karena urusan perut, urusan sorga menjadi terabaikan.   
Kedua : Kesibukan tidak boleh menghambat kita untuk mendengar Firman Allah. Kesibukan tidak boleh diper-ilah. Firman Tuhan harus menjadi yang terutama dan terpenting. Jangan sampai kesibukan membuat kita lupa bergaul dengan Tuhan. Kesibukan bisa di-manage atau dikelola. Tetapi mendengar Firman Tuhan adalah keharusan yang tidak dapat ditawar-tawar. Janganlah menjadi manusia “Susi-Susi” (suka sibuk) tak menentu (si heppot), tetapi kehilangan kesempatan untuk memperoleh yang terutama. Waspadalah orang sibuk. Bijaklah menentukan skala prioritas hidupmu. Jadikanlah Yesus Kristus sebagai gunung batu, tempat perlindungan dan kubu pertahananmu (Mazmur 31:3). Tuhan memberkati saya, saudara dan kita semua. Amin ! 

banner_siburian@yahoo.com

www.bannersiburian.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar