Jumat, 04 Februari 2011

PEJABAT YANG KREDIBEL


Renungan Minggu IV Epiphanias, 06 Pebruari 2011: 


 

(Pdt Banner Siburian, MTh)


                  
          Kredibilitas secara sederhana berarti dapat dipercaya. Maksudnya, perkataan seseorang itu dapat dipegang. Tindakannya membesarkan hati banyak orang. Perangainya sehari-hari pun patut dijadikan sebagai teladan. Jabatan atau pangkat yang melekat dalam dirinyapun, dipahami dan disandang serta dilakoninya sebagai amanat ilahi yang harus diemban demi kemaslahatan semua orang. Orang yang demikian disebut sebagai orang yang kredibel. Dia percaya kepada Tuhan. Dia dapat dipercaya. Dia menjadi orang terpercaya. Dia juga menjadi orang kepercayaan. 

          Kredibilitas seperti itulah yang dilakoni seorang perwira Roma dalam teks Matius 8:5-13 ini. Sebagai seorang perwira tinggi, tentu sudah biasa baginya memberi perintah untuk tugas-tugas kedinasan, tanpa ada bantahan. Pastilah dia juga seorang manager yang handal dalam menangani masalah-masalah besar. Pangkat dan jabatan yang dia sandang membuat dia memiliki kuasa yang besar untuk mengatur setiap orang di jajaran dan struktur yang dia pimpin. Di manakah letak kredibiltasnya ?
                                     
          Pertama: Dia adalah seorang perwira tinggi dan pejabat yang percaya kepada kuasa Tuhan Yesus. Percayanya juga bukan sembarang. Simaklah ayat 8. Dia seorang yang percaya dengan rendah hati. Dia sangat sadar, meski dia seorang yang terhormat, pejabat dan perwira tinggi, namun berhadapan dengan Yesus, dia merasa tidak ada apa-apanya. Bintang yang melekat di bahunya tidak menutup matanya untuk mempercayai Yesus Kristus. Bukan sembarang percaya. Sebab, imannya sangat kualitatif (ayat 10), bahkan melebihi kualitas iman yang terdapat di antara orang Israel sekalipun. Iman percayanya juga murni dan bulat; bukan setengah hati. Buktinya, saat Yesus mengatakan: “Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya”, maka saat itu juga sembuhlah hambanya itu (ayat 13).

          Kedua: Dia adalah seorang perwira yang rendah hati serta berjiwa satria untuk berkorban. Jabatan yang melekat dalam dirinya tidak membuatnya congkak dan tinggi hati. Kehormatannya sebagai seorang perwira dan pejabat penting tidak membuatnya sungkan mengemis minta tolong kepada Yesus (simak ayat 5). Biasanya, orang lainlah yang datang menyembah-nyembah kepadanya minta tolong. Tetapi di hadapan Yesus, dia hadir sebagai peminta-minta, tanpa rasa malu, tanpa kehilangan muka mengemis, apalagi yang diminta itu adalah untuk hambanya yang sedang sakit lumpuh. Padahal saat itu, seorang hamba atau budak, dianggap setara dengan hewan, benda mati atau sebagai ‘bahan’ komoditi  belaka saja. 

          Saudaraku yang kekasih ! Alangkah mahalnya sebuah kredibilitas. Bayangkan: Hamba yang sakit lumpuh itu beroleh kesembuhan, meski dalam hati, pastilah dia sedang menantikan kapan detik ajalnya tiba. Dia tidak berharap banyak, apalagi dari majikannya, mengingat statusnya sebagai budak, sudah lazim baginya tidak beroleh uluran tangan kasih dari siapa-siapa, sebab dia juga tidak memiliki hak apa-apa. Tetapi terpujilah Tuhan ! Pejabat dan perwira itu yang memiliki iman percaya, rendah hati serta berjiwa satria, namun dampaknya dapat dirasakan dan dinikmati oleh orang kecil, menderita dan terpinggirkan.
          Satu lagi. Injil keselamatan itu ternyata inklusif dan universal. Kristus adalah keselamatan bagi semua. Kuasa kesembuhanNya berlaku untuk semua. Tidak terbatas oleh jarak geografis, ruang maupun waktu. Di mana ada Yesus serta iman percaya, di situ ada kesembuhan dan kredibilitas. Di mana ada kredibilitas, di situ ada iman percaya dan kesembuhan. Semakin kredibel para orangtua, luka keluarga akan terobati. Semakin banyak pejabat gereja dan negara yang kredibel, maka warga dan rakyat kitapun akan beroleh kesembuhan yang sempurna. Maka, dicari warga gereja dan pejabat negara yang kredibel: percaya dan terpercaya. Amin !  
                                     

www.bannersiburian.blogspot.com

1 komentar: