Renungan Minggu Advent II, 5 Desember 2010:
Saudaraku yang kekasih ! Judul ini bukan mengacu kepada slogan bang napi di RCTI. Judul ini justru menyerukan sikap kita dalam ber-advent, menyambut kedatangan Anak Manusia. Apa hubungannya ? Agar kita tetap waspada. Jangan sampai kita terlena, apalagi tertidur. Sebab, kedatangannya bisa sebentar lagi, atau mungkin saja nanti malam, atau mungkin juga besok dan kapan saja.
Teks Lukas 21:25-33 ini membuka kesadaran bagi kita dalam mengenal tanda-tanca zaman, khususnya dalam menyongsong kehadiranNya kelak. Dalam nats ini, kita melihat terjadinya gejala alam pada matahari, bulan dan bintang, ganasnya deru dan gelora laut serta kuasa-kuasa langit akan goncang (ayat 25-26). Bila kita simak dalam Markus 13:24-25, tanda-tanda alam itu semakin tidak lajim. Mengapa ? Bayangkan ! Matahari jadi gelap. Bulan tak bercahaya. Bintang-bintang berjatuhan.
Di samping gejala alam itu, kita juga melihat adanya gejala sosiologis. Perhatikan ayat 26, bahwa bangsa-bangsa ketakutan dan kebingungan. Dalam Markus 13:8 disebutkan bahwa bangsa akan bangkit melawan bangsa, kerajaan melawan kerajaan, gempa bumi di berbagai tempat serta kelaparan di mana-mana. Lalu ada juga gejala psikologis (kejiwaan), yakni bangsa-bangsa ketakutan dan kebingungan, orang akan mati ketakutan serta hidup dalam kecemasan.
Meskipun kejadian alam, gejala sosiologis dan psikologis itu terjadi, maksud Firman ini bukan supaya kita menjadi panik dan melangkah tanpa arah. Kejadian-kejadian itu, belumlah akhirnya (ayat 28-31). Justru maksud semua peristiwa itu adalah agar kita bangkit kepada dua hal. Pertama : Kita terbangunkan dan mengangkat kepala, sebab keselamatan kita sudah dekat (ayat 28). Kedua : Agar kita membuka mata lebar-lebar melihat kedatangan Anak Manusia dengan segala kekuasaan dan kemuliaanNya (ayat 27). Inti seruan advent di sini: Angkat kepalamu dengan tegak dan buka matamu lebar-lebar untuk melihat. Tetapi, jangan hanya tegak, tetapi tidak melihat. Itu namanya tegak berlagak !
Waspadalah, agar jangan sampai peristiwa pilu tak membuat kepala kita tegak dan mata kita terbuka. Tsunami Aceh dan Nias, bencana Warrior dan gunung Merapi Yogyakarta serta tsunami Mentawai, sejatinya membuat kita lebih mendekatkan diri kepadaNya. Pertanyaan yang harus kita jawab adalah: adakah semua itu membuat kita semakin waspada akan hidup kita ke depan ?
Saudaraku ! Suatu ketika, kita akan lenyap juga dari bumi ini. Tubuh kita ini suatu saat akan kembali ke tanah, dikuburkan ke dalam tanah, lalu di makan cacing di sana . Kita tidak tahu kapan kita mati dan kapan pastinya Yesus Kristus datang kedua-kalinya. Karena itu, waspadalah, agar jangan sampai kita menyandarkan hidup kepada apa yang akan berlalu, tetapi kepada apa yang tidak berlalu, yakni Firman Allah (ayat 33). Advent II ini menyerukan: Keselamatan kita sudah dekat. Jangan sampai kepalamu tidak tegak. Jangan sampai matamu tidak melihat. Jangan sampai kita bersandar kepada apa yang akan berlalu. Waspadalah. Waspadalah !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar